Cerita Pendek - Menjadi Istri Kutertipu Menjadi Janda Kudigoda

 

Menjadi Istri Kutertipu, Menjadi Janda Kudigoda.
Sumber Gambar Utama: canva.com.

        Seorang teman lelaki yang sudah cukup lama aku tahu, tapi tidak begitu kenal dekat, mendadak meminta pertemanan melalui Sosial Media (SosMed) pribadiku. Aku langsung meresponnya dengan melakukan konfirmasi.

        Sejak dulu aku cukup berhati-hati dalam menerima pertemanan melalui dunia maya, apalagi setelah kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan suamiku dan ternyata selama ini pasangan selingkuhnya selalu stalking akun SosMed milikku, memantau setiap pergerakanku.

        Semacam fans fanatik gitu-lah, meski ogah banget aku punya fans macam dia.

        Karena sudah beberapa kali sepanjang pernikahan dengan mantan suamiku, wanita-wanita yang tidak jelas meminta pertemanan melalui SosMed denganku. Bahkan sejak kami masih penganten baru.

        Yang pertama adalah perempuan asal Manado bernama Stevie, tapi sudah lama tinggal di Kota Balikpapan.

        Meski akun yang dia pakai adalah akun palsu yang murni dia buat untuk mengacaukan pernikahanku (sepertinya dia masuk dalam bagian dari wanita patah hati dan gagal move on ketika itu), tapi kemampuanku sebagai seorang wanita dan seorang istri, melebihi kemampuan FBI dalam melacak targetnya.

        Dalam sekejap saja, aku tahu siapa di balik akun tersebut. Dan ternyata waktu bulan April dia dan mantan suamiku itu masih saling goda melalui e-mail, bulan Oktobernya lelaki itu malah menikahiku, maka dia pun patah hati berat.

        Tujuannya mampir ke SosMed-ku hanyalah untuk memporak-porandakan pernikahanku.

        Bisa aku bayangkan, dia pasti menangis meraung-raung berbulan-bulan lamanya karena ditinggal nikah.

        Tapi aku tidak salah, karena saat ia melamarku, yang aku tahu dia pria single, bahkan keluarganya bilang, dia belum pernah pacaran, dan tidak ada wanita selain aku yang pernah dibawanya berkunjung ke rumah orang tuanya.

        Kalau aku tidak usah ditanya, sebelum bertemu dengannya aku sudah pernah pacaran dengan banyak lelaki, tapi aku melabuhkan hatiku pada pria yang dengan terus terang langsung mengatakan niatnya pada kedua orang tuaku untuk menikahiku.

        Meski setelah menikah, aku cukup kaget melihat SosMed lamanya karena ada foto dia bersama seorang wanita. Walau hanya si wanita yang tersenyum di hadapan kamera, sementara dia sedang cemberut sambil tetap fokus pada ponselnya.

        Katanya sih itu wanita yang dia temukan sedang jualan di PKL tempat biasa anak Balikpapan nongkrong, kemudian dia tawarkan pekerjaan untuk menjaga toko klontong miliknya, jadi sekalian dia pacarin.

        Perempuan itu juga ia berikan tumpangan tinggal di rukonya saat itu, bersamanya dan adik lelakinya. Aku cukup kagum padanya saat itu karena dia mampu bercerita dengan jujur mengenai masa lalunya.

        Kebetulan anak gadis itu perawakannya memang cantik, seperti wajah orang India gitulah, berkulit putih, meski bertubuh besar (gemuk), dan seorang perantauan di Kota Balikpapan.

        Cukup mengejutkan ketika perempuan itu, belakangan kuketahui bernama Raya, juga menelpon mantan suamiku untuk konfirmasi mengenai pernikahannya, namun tak disangka ponselnya justru dia berikan padaku, membuatku sedikit lega saat itu karena suamiku menghargaiku sebagai seorang istri.

        Lagipula mantan pacarnya itu tidak mengusikku sepanjang pernikahan kami, hanya saja sepertinya dia juga merasa kecewa karena ditinggal menikah, dalam artian dia belum putus saat pacarnya itu menikah denganku.

        Dia dipulangkan ke Makasar hanya selang beberapa bulan sebelum pernikahan kami.

        Berbeda dengan wanita yang sempat dia PHP-in dan sengaja menggangguku melalui Sosial Media itu. Meski berwajah tidak cantik, namun ia bertubuh rata, depan-belakang rata maksudku.

        Aku cukup bingung sebenarnya dengan keadaan itu, memang beginikah lelaki yang belum pernah pacaran sepanjang usianya itu?

        Ternyata banyak wanita yang sempat berseliweran dalam hidupnya.

        Sampai pada akhirnya di usia pernikahan kami ke 6, seorang wanita mengirimkan pesan singkat kepadaku, dia berkata kalau dia sudah menjalin kasih dengan mantan suamiku itu selama 3 tahun. Wow!

        Berarti sejak anakku masih berusia 2 tahun, dan memang selama kami menikah, suamiku (yang sekarang sudah mantan) itu lebih memilih tinggal di ruko, alasannya untuk menjaga barang-barang jualannya di toko, karena kalau stok-nya selisih, dia juga yang akan pusing.

        Tidak bisa dibayangkan betapa marahnya aku saat itu, apalagi ketika mengetahui selama itu wanita yang menjadi selingkuhan suamiku tersebut, ternyata berteman denganku di Sosial Media sebagai Stalker.

        Bukan seorang istri namanya kalau tidak bisa tahu siapa orang di balik nomor ponsel yang telah menerorku itu.

        Namanya Dewi, janda muda beranak dua asal Tegal, perantauan juga di Kota Balikpapan, dan tujuannya saat itu memberi tahu keberadaannya padaku sebagai gendak adalah untuk memeras mantan suamiku itu.

        Awalnya ayah dari anak-anakku itu menyangkal, bahkan ia menertawai foto yang aku perlihatkan padanya.

        "Itu yang namanya Dewi?" Katanya sambil tertawa mengejek.

        Melihat ekspresi lelaki itu, aku langsung menebak kalau wajah yang ditampilkan wanita bernama Dewi di Sosial Medianya itu hasil editan semua.

        Mungkin si wanita, aslinya tidak semenarik fotonya itu, sampai orang yang memacarinya saja bisa tertawa mengejek.

        Atau si lelaki mengambil azas pemanfaatan saja untuk menggunakan wanita itu menjaga toko klontongnya tanpa bayaran, seperti dulu ia sempat  memanfaatkan mantan pacarnya, tapi ternyata wanita yang ini lebih licik darinya.

        "Aku diperasnya Sa." Syahril, pria itu pada akhirnya mengaku padaku.

        "Ya, aku memang pernah tidur dengannya. Adikku yang membawa dia datang, mengenalkan padaku. Pria mana yang bisa tahan melihat seorang wanita tiba-tiba berdiri tanpa busana di hadapannya, mana saat itu si Riky sedang tidak ada di ruko." Riky adalah nama adiknya yang ikut tinggal bersamanya di ruko.

        Seolah diserang geledek, rasanya rambutku berdiri semua mendengar pengakuannya itu, hatiku panas dan ingin langsung menyanyi lagu 'Hareudang' dengan mata melotot dan intonasi yang ditekankan.

        "Dia pernah bekerja sebagai wanita penghibur di club malam, jadi sangat lihai melakukannya. Tanpa malu dia merekam perbuatan kami, dan kalau aku tidak memberikan uang yang dimintanya, dia akan membongkar perbuatan kami. Dan kamu sendiri tahu kan kalau sekarang aku sedang tidak ada uang."

      Aku melirik padanya, tatapan mataku tajam setajam pisau sementara lidahku setajam silet, "Jadi kalau ia tidak membongkarnya, kamu akan terus berhubungan dengan Pere itu dan membayar jasa tubuhnya setiap malam. Sangat menjijikkan!"

        "Bukan begitu. Aku sayang kamu dan anak kita." Dia mulai pasang tampang memelas.

        "Kalau kamu sayang aku dan anak kita, sejak dulu kamu memilih untuk menemani kami di rumah, bukan menemani barang-barangmu di ruko, oopss maksudku barang hidupmu yang ada di sana."

        "Kami tidak sering melakukannya Sasa!" Dia mulai meninggikan suaranya.

        "Aku mau kita pisah. Bagiku, kebohongan yang berhasil ditutupi selama 3 tahun itu sangat fatal."

        "Kalau kita pisah, berarti kamu kalah darinya. Dia berhasil memainkan peranannya untuk menghancurkan rumah tangga kita.

        "Kalau kamu tidak mau menggugat, biar aku yang memasukkan gugatan ke Pengadilan Agama. Dan yang perlu kamu tahu, aku tidak kalah. Karena kamu tidak perlu takut lagi diperas olehnya. Aku kan sudah tahu semuanya, jadi dia tidak akan mendapatkan satu peserpun uang darimu lagi. Kamu pun bisa hidup tenang mulai sekarang."

        Itu kisah satu tahun yang lalu sebelum pada akhirnya aku menjanda karena janda. Mantan suamiku sepakat untuk menceraikanku demi kebaikan kami berdua.

        Masih ada trauma terselubung jika berhubungan dengan Sosial Media ini, karena kita tidak tahu seperti apa rupa orang di baliknya, bahkan nama yang dicantumkan saja sama sekali tidak dapat dipercaya.

        Jadi persyaratan utama untuk menjadi teman Sosial Mediaku kini adalah;

1. Dia memang aku kenal di dunia nyata.

Dalam artian aku mengetahui wujud aslinya, bukan sekedar foto di Sosial Media yang mungkin bukan fotonya atau mungkin memang benar fotonya tapi sudah hasil permak editing sini-sana wajahnya. Jadi harus selalu aku pastikan bahwa aku sungguhan kenal dengan sosok aslinya.

2. Dia tidak aku kenal, tapi mutual friend-nya denganku banyak dan di antaranya adalah temanku di dunia nyata juga.

Bukan sekedar mutual-an sama para bakul online, karena bisa saja kami hanya sama-sama penggemar masakannya bakul online tersebut.

3. Dia tidak aku kenal, tapi mutual friend-nya sedikit namun banyak di antaranya adalah kawanku di dunia nyata.

Kalau sedikit tapi nggak ada yang aku kenal sama sekali, duh mending langsung di-reject deh, sori sori jek ya, aku takut dia cuma bagian dari Obsessed Fans.

        Ting! Notifikasi SosMed-ku berbunyi, ternyata pria yang baru aku terima permintaan pertemanannya itu langsung mengirimkan pesan untukku.

        "Halo, masih ingat nggak?"

        Aku pun menjawab dengan ramah, "Ya, tentu saja, masa nggak ingat? Aku tidak pernah approved pertemanan kalau tak kenal."

        "Oh oke. Boleh nanya nggak?" Tanyanya lagi.

        "Tentu saja boleh." Balasku sambil kasih emot senyum.

        "Itu status SosMed-nya bercerai, memangnya betul? Terakhir ketemu masih sama suaminya kan?"

         Lama aku membaca pesannya itu sebelum mulai membalasnya lagi. "Ya betul."

         "Boleh meminta kontak WA?" Tanyanya kembali.

        Aku tidak membalasnya. Iseng aku membuka profile SosMednya, ternyata sudah berkeluarga, dan ya ampun! Halaman yang dia ikutin kebanyakan tentang pornografi.

        Padahal aku sudah sangat berhati-hati untuk mengijinkan orang lain mengakses Sosial Mediaku, tapi aku masih saja kebobolan.

        Status Janda memanglah status yang paling rentan untuk disandang, karena setiap lelaki bejat akan berpikir bahwa seorang janda itu yang perlu diraih hanya raganya, bukan hati apalagi jiwanya.

        Aku langsung memblokir lelaki itu dari Sosial Mediaku agar dia tidak menggangguku lagi, apalagi aku memiliki anak yang juga perlu untuk diterima oleh lelaki yang membutuhkan jiwa dan ragaku, bukan sekedar lelaki yang mau manisnya sepah.

        Sebenarnya aku ingin menghapus status 'bercerai' yang aku cantumkan pada Sosial Mediaku, tapi sayangnya setelah bercerai aku juga masih sering diganggu oleh gendak mantan suamiku yang berpikiran bahwa aku masih terikat pernikahan dengan ayahnya anakku itu, jadi terpaksa aku mengumumkan perceraianku melalui SosMed.

        Resikonya adalah banyak pria hidung belang yang bermaksud tidak baik padaku, padahal janda itu banyak macamnya, ada yang punya hati dan ada yang tidak punya.


Sasa Amelia

Balikpapan, 23 Agustus 2020

        

Komentar